Dua bulan
lalu saya ikut Tes Potensi Akademik (TPA) yang diselenggarakan oleh TPA Bappenas.
Itu pertama kalinya saya ikut TPA Bappenas UGM . Karena pada saat akan mengikuti tes tersebut saya banyak
membaca pengalaman orang lewat blog dan artikel lain, maka tidak ada salahnya
untuk menuliskan pengalaman saya sendiri.
Tes ini
terdiri dari 250 soal yang dibagi dalam 3 subtes (verbal, numerikal dan
logika). Waktu yang disediakan untuk 1 subtes adalah 1 jam. Tidak ada sistem
minus. Jadi, jawab aja semuanya.
Hal-hal lain
tentang kegunaan TPA dan jenis soal TPA, monggo baca-baca di websitenya Bappenas.
Saya mau
cerita tentang dari tahap pendaftaran, persiapan sampai hasil TPA saya.
Sepertinya
semakin awal kita melakukan pembayaran dan pendaftaran ke Bappenas, maka kita
berpeluang dapet jadwal tes yang pagi (jam 08.00-12.00).
FYI, waktu
itu ada juga yang dapet jadwal siang (13.00-17.00). Prefer yang pagi kan biar
lebih fresh.
Persiapan
Setelah saya
berhasil melakukan pendaftaran, saya mulai pergi ke Gramedia untuk beli buku
latihan. Saya sih cari yang judulnya memang buat TPA Bappenas UGMkarena
ada yang persiapan untuk TPA penyelenggara lain. Harga bukunya lumayan ya,
karena tebel haha. Tapi inshaAllah worthed kalau betul-betul dipelajari.
Terpilihlah
satu buku yang sudah buka beberapa lembarnya, dan merasa cocok. Harganya
seratus lima puluh ribu dolar. Engga dink, rupiah. Hehe
Sejak
memiliki buku itu, saya selalu membawanya kemana-mana. Saat pekerjaan luang,
saya curi-curi waktu untuk latihan soalnya, sebelum tidur pun saya coba untuk
mengerjakan beberapa point soal, bangun pun lebih pagi biar bisa baca-baca
juga.
Untuk tes
yang verbal, beberapa kata-kata sulit saya tulis di papan yang ada di kamar
saya biar sering saya baca. Walaupun ga ada kata-kata yang keluar juga sih pas
tes aktualnya. Haha
Begitulah
persiapan saya selama kurang lebih 3 minggu dan sebagian besar contoh soal
sudah saya pelajari. Tapi, memang saya ga mengerjakan simulasinya, jadi pas tes
yang sesungguhnya, saya keteteran banget di time management-nya. Ini cerita
berlanjut ke point selanjutnya ya.
Udah cukup
siap materi dan mental.
Jadi, saya
terbang Jumat malam after work dari Balikpapan, nginep di tempat kakak saya di
Jakarta. Beberapa hari sebelumnya, saya pastikan ke kakak saya kalau dia
bersedia ngantar saya ke lokasi tes. Ini penting loh. Saya berutang budi lah ke
kakak saya dan kakak ipar saya.
Pelaksanaan
Satu jam
sebelum mulai tes, saya udah di lokasi. Belum banyak yang datang. Saya bisa
cek-cek ruangan dulu. Santai. Buang air kecil. Bernafas. Lihat muka peserta
lain. Lho kok cuci mata malah?? hahaha
Mohon tetap
fokus. Hahahah..
Peserta lain
cukup banyak. Mulai dari emas-emas kece, mbak-mbak yang gahol betts, polisi,
bapak-bapak dosen sepertinya, hingga ukhti-ukhti berbusana panjang dan longgar.
Saya yakin semuanya pada sudah persiapan untuk tes ini.
Oiya, yang
belum sarapan, tenaang... Disini dikasih snacks juga buat ganjel rasa lapar di
pagi hari.. Tapi bagusnya sih emang sarapan dulu, jangan terlalu kenyang demi
kenyamanan.
Tentang
posisi duduk....
Lalu kami
seluruh peserta masuk ke ruangan tes. Duduknya itu sesuai abjad, diurutkan dari
depan ke belakang, satu meja isi dua orang. Jadi misalnya ke belakang itu ada 8
meja, maka di meja paling depan akan di isi nomor peserta 1-9, 2- 10, 3-11,
dst.
Tentang
pengawas....
Pengawasnya
ada 5 orang terdiri dari 1 orang pengawas utama dan 4 orang pengawas lokal.
Suasananya lumayan hening karena mereka betulan mengawasi kami. Tapi take it
easy.
Tentang
lembar soal...
Sebelumnya
saya kan udah bilang ada 3 sub tes, nah masing-masing sub tes itu lembar
soalnya emang jadi satu buku gitu tapi dicetak di kertas warna yang berbeda.
Jadi kita ga bisa kembali ke subtes A kalau lagi disuruh ngerjain subtes B.
Bisa-bisa ditegur sama pengawasnya.
Pengalaman
saya, saya keteteran banget di subtes 2 tentang numerikal itu. Pertama, saya
emang sadar tidak terlalu baik di bagian ini. Kedua, saya suka stuck kalo ada
soal yang susah. Harusnya di skip aja. Pilih jawaban yang paling mendekati.
Bayangkan, waktu sudah habis tapi ada 50 soal yang belum saya jawab di subtes
2. Gimana ga panik? Tapi saya berusaha lebih fokus di subtes berikutnya.
Akhirnya,
selesai semua. Kalau lihat peserta lain, sepertinya mereka juga pada ngarang
memilih jawaban yang masih kosong. Bismillah, lingkarin aja yang masih belum
tau jawabannya.
Intinya,
keluar dari ruangan itu lumayan bikin kepala berat dan raut muka berlipat.
Hahahaha... Saya dengar beberapa percakapan tentang soalnya, mereka banyak yang
ngarang juga. Yaudalah, akeh bolone. Hihi
Hasil
Normalnya,
empat hari setelah tes, hasilnya sudah bisa diketahui.
Bener donk,
saya akhirnya terima email dari TPA Bappenas.
Alhamdulillah..
Walaupun tidak terlalu tinggi, saya cukup bersyukur dengan hasilnya. Hasilnya
sangat cukup untuk kebutuhan mendaftar pascasarjana di UGM yang mengsyaratkan
minimal 500 untuk TPA.
Sekian
sharing saya tentang pertama kalinya mengikuti tes potensi akademik yang
diadakan oleh TPA Bappenas Ugm Semoga bermanfaat yaaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar